Halaman Sebelumnya
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apabila Nabi kita telah dikandung dua bulan oleh ibunya menurut
pernyataan ahli-ahli sejarah yang masyhur riwayatnya, maka wafatlah di negeri
Madinah, Sayidina Abdullah, ayahandanya. Dan keadaan wafatnya di sana: ia
sedang melalui kota itu lalu ia singgah di tempat ninda-ninda saudaranya, yaitu
keluarga Bani 'Adi dari suku Najjar, tiba-tiba ia mendapat sakit di sana
sebulan lamanya, lalu mereka pun telah merawatnya serta mencoba mengobati
penyakitnya, tetapi usaha mereka tiada berhasil seperti yang mereka harapkan,
lalu wafatlah Sayidina Abdullah di sana karena sudah sampai ajalnya, lalu di
sana juga mereka mengebumikannya.
Dan ketika Sitti Aminah telah sempurna mengandung Nabi saw. sembilan
bulan lamanya, menurut perkataan ahli-ahli Tarikh yang kuat keterangannya, pada
ketika itu juga telah mulai tiba musim akhir kemarau, tiba-tiba datanglah
kepada ibu Nabi saw. pada malam menjelang kelahirannya, Sitti Asiah dan Sitti
Mariam serta beberapa bidadari dari Surga, maka mulailah Sitti Aminah merasa
sakit untuk bersalin kemudian ia pun melahirkan Junjungan kita di dalam keadaan
dengan cahanya yang gilang-gemilang.
(BERDIRI)
Cahaya yang seperti matahari bersihnya
Menerangi malam dengan amat terangnya:
Malam yang dilahirkan Nabi kita didalamnya
Yang membawa agama yang nyata benarnya.
Maka karena itu dapatlah Sitti Aminah ibunya
kemegahan yang wanita lain tidak mendapatinya:
la membawa seorang putera untuk manusia sekalian:
Putera yang lebih mulia dari anak Mariam yang dara.
Kelahiran Nabi kita pada pandangan kafir umumnya
ialah suatu kedukaan yang terasa sangat berat.
Maka bertalu-talulah suara bersorak dengan riuhnya:
"Telah zahir Nabi pilihan; inilah kegembiraan yang sebenarnya."
Demikianlah keadaan dilahirkan Nabi kita itu dengan ringkas, dan
telah disetujui oleh ulama'-ulama' dan ketua-ketua Islam sekalian, bahwa
sangat patut kita berdiri ketika kita sampai di sini membacanya, ialah untuk
menunjukkan kesukaan kita kepada kelahiran Nabi dan cinta kepada dirinya, dan
juga untuk menandakan bahwa kita memuliakannya. Maka sungguh bertuahlah siapa
yang suka memuliakan Nabi s.a.w. itu sebagai tujuan hidupnya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka lahirlah Nabi kita Muhammad saw. itu dari bundanya dengan
meletakkan ke atas bumi dua belah tangannya, dan ia mendongakkan mukanya
kelangit serta terbuka matanya, keadaan begitu adalah sebagai menandakan
kemuliaannya dan ketinggiannya, serta kelebihan kelebihannya yang melebihi
makhluk lain semuanya. Dan juga yang demikian itu adalah menunjukkan bahwa ia
kekasih Allah yang dijadikan sangat indah perangainya dan bentuk rupanya.
Dan setelah dilahirkan Nabi s.a.w. itu maka segeralah Siti Aminah
ibunya memanggil Abdul Muthallib nindanya, dan ketika itu Abdul Muthallib ada
di Ka'abah sedang tawaf mengelilinginya, lalu apabila mendengar yang demikian
itu besarlah kegembiraannya. la pun datang melihat Nabi dengan segera, dan
kemudian ia membawa Nabi ke Ka'abah lalu masuk ke dalamnya, dan ia berdiri di
situ serta berdoa kepada Allah dengan niat bersihnya, dan ia bersyukur kepada
Allah karena telah dikurniakan seorang cucunda kepadanya.
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu dilahirkan dengan sangat bersih
keadaannya, serta ia telah berkhitan dan telah terpotong pusatnya dari dalam
perut ibunya. Dan harum bau tubuhnya, serta berminyak rambutnya, serta tercelak
kedua matanya, adalah dengan kudrat dan kehendak Tuhannya. Inilah riwayat yang
masyhur walaupun ada sebagian ularna' yang lain mengatakan bahwa Nabi kita itu
telah dikhitan oleh Abdul Muttalib nindanya setelah Nabi sempurna tujuh malam
umurnya. Dan nindanya itu telah mengadakan majelis jamuan karena bersesuaian
dengannya, serta ia menamakan dia Muhammad dan memuliakan kedudukannya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka telah terjadilah beberapa kejadian yang mengherankan ketika
dilahirkan, dan yang demikian itu ialah sebagai tanda-tanda untuk menguatkan
iman kita bahwa Nabi itu dipilih oleh Allah untuk dijadikan NabiNya dan
RasuINya.
Satu dari perkara-perkara yang luar biasa itu sebagaimana yang
tersebut tadinya, ialah ketika dilahirkan Nabi kita maka malaikat-malaikat yang
menjaga langit telah ditambah bilangannya, supaya langit itu menjadi lebih
kukuh pemeliharaannya, dan telah dihalau dari langit segala jin-jin yang
ingkar dan syaitan-syaitan yang jahat kelakuannya, dan telah dilemparkan kepada
semua syaitan-syaitan yang hendak naik ke langit itu api yang membakar, dan
telah turun kepada Nabi kita beberapa bintang-bintang yang terang cahayanya,
dan dengan sebab ini teranglah pada malam itu Kota Mekah baik tanah ratanya
atau bukit-bukitnya.
Dan juga telah keluar bersama-sama Nabi saw. suatu cahaya yang
amat terang keadaannya, yang menerangi seluruh tempat dilahirkan Junjungan kita
saw., sama seperti cahaya lampu-lampu yang menerangi mahligai raja Romawi di
Syam negerinya. Maka dilihat cahaya itu oleh mereka-mereka yang tinggal di
Tanah Mekah.
Dan juga telah roboh istana raja Parsi di dalam negeri Iraq di
Kota Madain tempatnya. Maka istana yang roboh itu telah dibangun oleh raja
Parsi yang bernama Anusyarwan dengan megah, maka runtuh empat belas menara yang
tinggi dari menara-menaranya, dan telah berguncang kerajaan Parsi itu dengan
sebab terperanjat pada kejadian-kejadian yang dengan tiba-tiba menimpanya. Dan
beberapa api yang disembah oleh orang-orang kafir Parsi tiba-tiba padam pada
malam itu, padahal api itu dijaga oleh mereka dan tidak pernah padam dari
semenjak seribu tahun sebelumnya. Maka padamnya api itu ialah dengan sebab
terbitnya cahaya wajah Nabi s.a.w yang bersinar seperti terangnya bulan empat
belas.
Dan juga pada ketika itu keringlah air telaga yang bernama
Sa'awah yang terletak di antara negeri Hamdan dan Qom di dalam negeri Parsi.
Maka telaga itu jadi kering karena telah kering semua mata-airnya, tetapi
sebaliknya telah melimpah pula air pada lembah yang bernama Samawah padahal
biasanya lembah itu kering kerontang dan banyak batunya, serta tidak pernah
sebelum itu dapat dijumpai air di situ walaupun untuk menghilangkan dahaga
siapapun yang kering kerongkongannya.
Dilahirkan Junjungan kita saw. itu di suatu tempat yang dikenali
dengan nama Al 'Iraas di dalam negeri Mekah letaknya, dan Mekah itu ialah
negeri yang tidak boleh dipotong pohon pohonnya dan tidak boleh dicabut
rumput-rumputnya.
Maka telah sedikit berselisih pendapat ulama' Sejarah berkenaan
dilahirkannya Junjungan kita saw. itu tentang tahunnya, dan juga tentang
bulannya dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat diantara pendapat-pendapat
tadinya, ialah Junjungan kita saw. itu telah dilahirkan pada hari Senin 12
Rabi'ul Awwal di dalam Tahun Gajah namanya, karena pada tahun itu raja negeri
Habsyah telah mencoba menyerang kota Mekah dengan menggunakan gajah-gajah yang
banyak jumlahnya. Tetapi Allah Ta'ala telah menyekat dan menghalang mereka
untuk sampai ke Mekah karena la memeliharanya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Bahwa Junjungan kita saw. itu disusui oleh ibunya selama beberapa
hari masanya, dan kemudian ia disusui oleh seorang perempuan yang bernama
Tsuwaibah dari kaum Aslam namanya. Tsuwaibah itu asalnya seorang budak
kepunyaan Abu Lahab tetapi Abu Lahab telah memerdekakannya, ketika Tsuwaibah
itu datang memberitahu akan kelahiran Junjungan kita itu kepadanya. Maka Abu
Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berita itu sangat menggembirakan hatinya.
Maka Tsuwaibah juga menyusui bersama Rasulullah anak lelakinya
sendiri Masruh namanya, dan juga seorang anak lelaki orang lain yaitu Abi
Salamah gelarannya, serta Tsuwaibah itu sangat memuliakan Nabi dan
menghormatinya. Dan sebelum itu Tsuwaibah juga telah menyusui Sayidina Hamzah
seorang paman Nabi saw. yang dipuji karena jasanya karena ia banyak menolong
dan mempertahankan Agama Islam serta membelanya.
Dan kemudian nanti pada ketika Nabi saw. telah menjadi Rasul dan
telah hijrah ke Madinah, Nabi mengirim kepada Tsuwaibah itu dari Madinah hadiah
uang dan pakaian yang layak baginya. Maka selalu hadiah itu datang dari Nabi
saw. kepada Tsuwaibah hingga Tsuwaibah menemui ajalnya.
Ada sebagian orang mengatakan bahwa Tsuwaibah berpegang terus
pada agama kaumnya, yaitu agama jahiliah hingga matinya, tetapi ada pula orang
yang mengatakan bahwa ia telah memeluk Islam sebelum akhir hayatnya, dan
perselisihan ini disebutkan dan diceritakan oleh lbnu Mandah yang terkenal
namanya.
Bahwa setelah Nabi saw. disusui oleh Tsuwaibah yang telah disebut
tadi, maka ia telah disusui pula oleh seorang perempuan muda yang digelari
Halimah As sa'diah, dan Halimah sebelum Nabi saw. disusui olehnya, ia telah
mencoba mencari upah dengan susah payah, untuk hendak menyusui siapa saja
anak-anak orang Mekah, tetapi telah ditolak oleh mereka dengan sebab
kemiskinannya. Tetapi ketika ia menyusui Rasulullah saw. maka ia menjadi lega
dan berkat kehidupannya, pada hari itu juga sebelum terbit matahari, setelah ia
menderita kepicikan dan kesusahan yang sulit ditanggung olehnya.
Maka Allah Ta'ala telah mengurniakan kepada Halimah itu air susu
yang banyak lagi putih dan bersih keadaannya. Maka menyusulah Nabi saw. akan
susu yang di sebelah kanannya, manakala seorang anak lain menyusu pula akan
susu yang di sebelah kirinya, lalu jadilah Halimah itu mewah dan senang
kehidupannya, padahal sebagaimana telah disebutkan tadi, keadaan Halimah
sebelum itu papa serta kurus dan lemah badannya. Bahkan menjadi gemuk seekor
unta dan beberapa ekor kambing yang dipelihara olehnya, dan hilanglah dari sisi
Halimah itu segala bala' dan kecelakaan dan sebagainya, bahkan sebaliknya
kehidupan Halimah itu telah diliputi oleh keadaan yang bertuah selanjutnya,
yaitu murah rezeki serta senang dan aman dengan sepenuhnya.
Sumber : http://www.mail-archive.com/wanita-muslimah@yahoogroups.com/msg41481.html
READ MORE - Terjemah : Maulid Barzanji 2
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apabila Nabi kita telah dikandung dua bulan oleh ibunya menurut
pernyataan ahli-ahli sejarah yang masyhur riwayatnya, maka wafatlah di negeri
Madinah, Sayidina Abdullah, ayahandanya. Dan keadaan wafatnya di sana: ia
sedang melalui kota itu lalu ia singgah di tempat ninda-ninda saudaranya, yaitu
keluarga Bani 'Adi dari suku Najjar, tiba-tiba ia mendapat sakit di sana
sebulan lamanya, lalu mereka pun telah merawatnya serta mencoba mengobati
penyakitnya, tetapi usaha mereka tiada berhasil seperti yang mereka harapkan,
lalu wafatlah Sayidina Abdullah di sana karena sudah sampai ajalnya, lalu di
sana juga mereka mengebumikannya.
Dan ketika Sitti Aminah telah sempurna mengandung Nabi saw. sembilan
bulan lamanya, menurut perkataan ahli-ahli Tarikh yang kuat keterangannya, pada
ketika itu juga telah mulai tiba musim akhir kemarau, tiba-tiba datanglah
kepada ibu Nabi saw. pada malam menjelang kelahirannya, Sitti Asiah dan Sitti
Mariam serta beberapa bidadari dari Surga, maka mulailah Sitti Aminah merasa
sakit untuk bersalin kemudian ia pun melahirkan Junjungan kita di dalam keadaan
dengan cahanya yang gilang-gemilang.
(BERDIRI)
Cahaya yang seperti matahari bersihnya
Menerangi malam dengan amat terangnya:
Malam yang dilahirkan Nabi kita didalamnya
Yang membawa agama yang nyata benarnya.
Maka karena itu dapatlah Sitti Aminah ibunya
kemegahan yang wanita lain tidak mendapatinya:
la membawa seorang putera untuk manusia sekalian:
Putera yang lebih mulia dari anak Mariam yang dara.
Kelahiran Nabi kita pada pandangan kafir umumnya
ialah suatu kedukaan yang terasa sangat berat.
Maka bertalu-talulah suara bersorak dengan riuhnya:
"Telah zahir Nabi pilihan; inilah kegembiraan yang sebenarnya."
Demikianlah keadaan dilahirkan Nabi kita itu dengan ringkas, dan
telah disetujui oleh ulama'-ulama' dan ketua-ketua Islam sekalian, bahwa
sangat patut kita berdiri ketika kita sampai di sini membacanya, ialah untuk
menunjukkan kesukaan kita kepada kelahiran Nabi dan cinta kepada dirinya, dan
juga untuk menandakan bahwa kita memuliakannya. Maka sungguh bertuahlah siapa
yang suka memuliakan Nabi s.a.w. itu sebagai tujuan hidupnya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka lahirlah Nabi kita Muhammad saw. itu dari bundanya dengan
meletakkan ke atas bumi dua belah tangannya, dan ia mendongakkan mukanya
kelangit serta terbuka matanya, keadaan begitu adalah sebagai menandakan
kemuliaannya dan ketinggiannya, serta kelebihan kelebihannya yang melebihi
makhluk lain semuanya. Dan juga yang demikian itu adalah menunjukkan bahwa ia
kekasih Allah yang dijadikan sangat indah perangainya dan bentuk rupanya.
Dan setelah dilahirkan Nabi s.a.w. itu maka segeralah Siti Aminah
ibunya memanggil Abdul Muthallib nindanya, dan ketika itu Abdul Muthallib ada
di Ka'abah sedang tawaf mengelilinginya, lalu apabila mendengar yang demikian
itu besarlah kegembiraannya. la pun datang melihat Nabi dengan segera, dan
kemudian ia membawa Nabi ke Ka'abah lalu masuk ke dalamnya, dan ia berdiri di
situ serta berdoa kepada Allah dengan niat bersihnya, dan ia bersyukur kepada
Allah karena telah dikurniakan seorang cucunda kepadanya.
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu dilahirkan dengan sangat bersih
keadaannya, serta ia telah berkhitan dan telah terpotong pusatnya dari dalam
perut ibunya. Dan harum bau tubuhnya, serta berminyak rambutnya, serta tercelak
kedua matanya, adalah dengan kudrat dan kehendak Tuhannya. Inilah riwayat yang
masyhur walaupun ada sebagian ularna' yang lain mengatakan bahwa Nabi kita itu
telah dikhitan oleh Abdul Muttalib nindanya setelah Nabi sempurna tujuh malam
umurnya. Dan nindanya itu telah mengadakan majelis jamuan karena bersesuaian
dengannya, serta ia menamakan dia Muhammad dan memuliakan kedudukannya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka telah terjadilah beberapa kejadian yang mengherankan ketika
dilahirkan, dan yang demikian itu ialah sebagai tanda-tanda untuk menguatkan
iman kita bahwa Nabi itu dipilih oleh Allah untuk dijadikan NabiNya dan
RasuINya.
Satu dari perkara-perkara yang luar biasa itu sebagaimana yang
tersebut tadinya, ialah ketika dilahirkan Nabi kita maka malaikat-malaikat yang
menjaga langit telah ditambah bilangannya, supaya langit itu menjadi lebih
kukuh pemeliharaannya, dan telah dihalau dari langit segala jin-jin yang
ingkar dan syaitan-syaitan yang jahat kelakuannya, dan telah dilemparkan kepada
semua syaitan-syaitan yang hendak naik ke langit itu api yang membakar, dan
telah turun kepada Nabi kita beberapa bintang-bintang yang terang cahayanya,
dan dengan sebab ini teranglah pada malam itu Kota Mekah baik tanah ratanya
atau bukit-bukitnya.
Dan juga telah keluar bersama-sama Nabi saw. suatu cahaya yang
amat terang keadaannya, yang menerangi seluruh tempat dilahirkan Junjungan kita
saw., sama seperti cahaya lampu-lampu yang menerangi mahligai raja Romawi di
Syam negerinya. Maka dilihat cahaya itu oleh mereka-mereka yang tinggal di
Tanah Mekah.
Dan juga telah roboh istana raja Parsi di dalam negeri Iraq di
Kota Madain tempatnya. Maka istana yang roboh itu telah dibangun oleh raja
Parsi yang bernama Anusyarwan dengan megah, maka runtuh empat belas menara yang
tinggi dari menara-menaranya, dan telah berguncang kerajaan Parsi itu dengan
sebab terperanjat pada kejadian-kejadian yang dengan tiba-tiba menimpanya. Dan
beberapa api yang disembah oleh orang-orang kafir Parsi tiba-tiba padam pada
malam itu, padahal api itu dijaga oleh mereka dan tidak pernah padam dari
semenjak seribu tahun sebelumnya. Maka padamnya api itu ialah dengan sebab
terbitnya cahaya wajah Nabi s.a.w yang bersinar seperti terangnya bulan empat
belas.
Dan juga pada ketika itu keringlah air telaga yang bernama
Sa'awah yang terletak di antara negeri Hamdan dan Qom di dalam negeri Parsi.
Maka telaga itu jadi kering karena telah kering semua mata-airnya, tetapi
sebaliknya telah melimpah pula air pada lembah yang bernama Samawah padahal
biasanya lembah itu kering kerontang dan banyak batunya, serta tidak pernah
sebelum itu dapat dijumpai air di situ walaupun untuk menghilangkan dahaga
siapapun yang kering kerongkongannya.
Dilahirkan Junjungan kita saw. itu di suatu tempat yang dikenali
dengan nama Al 'Iraas di dalam negeri Mekah letaknya, dan Mekah itu ialah
negeri yang tidak boleh dipotong pohon pohonnya dan tidak boleh dicabut
rumput-rumputnya.
Maka telah sedikit berselisih pendapat ulama' Sejarah berkenaan
dilahirkannya Junjungan kita saw. itu tentang tahunnya, dan juga tentang
bulannya dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat diantara pendapat-pendapat
tadinya, ialah Junjungan kita saw. itu telah dilahirkan pada hari Senin 12
Rabi'ul Awwal di dalam Tahun Gajah namanya, karena pada tahun itu raja negeri
Habsyah telah mencoba menyerang kota Mekah dengan menggunakan gajah-gajah yang
banyak jumlahnya. Tetapi Allah Ta'ala telah menyekat dan menghalang mereka
untuk sampai ke Mekah karena la memeliharanya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Bahwa Junjungan kita saw. itu disusui oleh ibunya selama beberapa
hari masanya, dan kemudian ia disusui oleh seorang perempuan yang bernama
Tsuwaibah dari kaum Aslam namanya. Tsuwaibah itu asalnya seorang budak
kepunyaan Abu Lahab tetapi Abu Lahab telah memerdekakannya, ketika Tsuwaibah
itu datang memberitahu akan kelahiran Junjungan kita itu kepadanya. Maka Abu
Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berita itu sangat menggembirakan hatinya.
Maka Tsuwaibah juga menyusui bersama Rasulullah anak lelakinya
sendiri Masruh namanya, dan juga seorang anak lelaki orang lain yaitu Abi
Salamah gelarannya, serta Tsuwaibah itu sangat memuliakan Nabi dan
menghormatinya. Dan sebelum itu Tsuwaibah juga telah menyusui Sayidina Hamzah
seorang paman Nabi saw. yang dipuji karena jasanya karena ia banyak menolong
dan mempertahankan Agama Islam serta membelanya.
Dan kemudian nanti pada ketika Nabi saw. telah menjadi Rasul dan
telah hijrah ke Madinah, Nabi mengirim kepada Tsuwaibah itu dari Madinah hadiah
uang dan pakaian yang layak baginya. Maka selalu hadiah itu datang dari Nabi
saw. kepada Tsuwaibah hingga Tsuwaibah menemui ajalnya.
Ada sebagian orang mengatakan bahwa Tsuwaibah berpegang terus
pada agama kaumnya, yaitu agama jahiliah hingga matinya, tetapi ada pula orang
yang mengatakan bahwa ia telah memeluk Islam sebelum akhir hayatnya, dan
perselisihan ini disebutkan dan diceritakan oleh lbnu Mandah yang terkenal
namanya.
Bahwa setelah Nabi saw. disusui oleh Tsuwaibah yang telah disebut
tadi, maka ia telah disusui pula oleh seorang perempuan muda yang digelari
Halimah As sa'diah, dan Halimah sebelum Nabi saw. disusui olehnya, ia telah
mencoba mencari upah dengan susah payah, untuk hendak menyusui siapa saja
anak-anak orang Mekah, tetapi telah ditolak oleh mereka dengan sebab
kemiskinannya. Tetapi ketika ia menyusui Rasulullah saw. maka ia menjadi lega
dan berkat kehidupannya, pada hari itu juga sebelum terbit matahari, setelah ia
menderita kepicikan dan kesusahan yang sulit ditanggung olehnya.
Maka Allah Ta'ala telah mengurniakan kepada Halimah itu air susu
yang banyak lagi putih dan bersih keadaannya. Maka menyusulah Nabi saw. akan
susu yang di sebelah kanannya, manakala seorang anak lain menyusu pula akan
susu yang di sebelah kirinya, lalu jadilah Halimah itu mewah dan senang
kehidupannya, padahal sebagaimana telah disebutkan tadi, keadaan Halimah
sebelum itu papa serta kurus dan lemah badannya. Bahkan menjadi gemuk seekor
unta dan beberapa ekor kambing yang dipelihara olehnya, dan hilanglah dari sisi
Halimah itu segala bala' dan kecelakaan dan sebagainya, bahkan sebaliknya
kehidupan Halimah itu telah diliputi oleh keadaan yang bertuah selanjutnya,
yaitu murah rezeki serta senang dan aman dengan sepenuhnya.
Sumber : http://www.mail-archive.com/wanita-muslimah@yahoogroups.com/msg41481.html